Selasa, 18 Juni 2013

Telaah kritis HIV/AIDS



HUMAN IMMUNO DEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROM (HIV/AIDS)
Oleh : Tarikh Azis*
Dewasa ini, sudah semakin banyak masyarakat terkena penyakit HIV/AIDS oleh sebab itu, kita perlu tahu lebih jelas tentang apa yang di maksud dengan HIV/AIDS agar masyarakat lebih paham dan mengerti tentang HIV/AIDS, di samping itu juga masyarakat dapat mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS sehingga tidak sampai menularkan virus tersebut kepada orang lain.
Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome  (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency Virus ) yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit infeksi kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 5-7 tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.

Etiologi
Pada pertengahan tahun 1981  Centers for Disease control (CDC)  di Atlanta, Amerika Serikat dalam Morbidity and Mortality Report edisi juni 1981, melaporkan adanya suatu kelainan baru pada sistem kekebalan manusia yang melumpuhkan pertahanan tubuh. Kelainan ini segera menarik perhatian dunia karena cepat menular, dalam 2 tahun telah ditemukan 1825 kasus di Amerika Serikat. Pada bulan Mei 1983 Prof. Luc Montagnier (Perancis) dan Dr. Robert Gallo (Amerika Serikat) dapat mengisolasi virus penyebab kelainan  ini dari kelenjar getah bening penderitanya. Virus ini disebut  Human Immunodeficiency Virus yang menyebabkan suatu sindrom yang disebut  Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

AIDS merupakan bentuk terparah akibat infeksi HIV. HIV adalah  retrovirus yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan manusia seperti sel T CD4+ (sejenis sel +), mikrofag, dan sel dendritik. HIV secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4+, padahal sel tersebut dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi baik. Jika HIV membunuh sel T CD4+ sampai terdapat kurang dari 200 sel T CD4+ per mikroliter darah, kekebalan selular hilang dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS

Penularan HIV/AIDS
Karena AIDS bukan penyakit, AIDS tidak menular yang menular adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan kekebalan tubuh mencapai masa AIDS. Virus ini terdapat dalam larutan darah cairan sperma dan cairan vagina, dan bisa menular pula melaui kontak darah atau cairan tersebut. Pada cairan tubuh lain konsentrasi HIV sangat rendah sehingga tidak bisa menjadi media atau saluran penularan.
Tidak ada gejala khusus jika seseorang sudah terinfeksi HIV, dengan kata lain orang yang mengidap HIV tidak bisa dikenali melalui diagnosis gejala tertentu, disamping itu orang yang terinfeksi HIV bisa saja tidak merasakan sakit. Berbulan-bulan atau tahun seseorang yang sudah terinfeksi dapat bertahan tanpa menunjukkan gejala klinis yang khas tetapi baru tampak pada tahap AIDS.
Ada empat cara penularan HIV, yaitu:
1.      Melalui hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa perlindungan atau menggunakan kontrasepsi (kondom).
2.      HIV dapat menular melalui transfusi dengan darah yang sudah tercemar HIV
3.      Seorang ibu yang mengidap HIV bisa pula menularkannya kepada bayi yang dikandung, itu tidak berarti HIV /AIDS merupakan penyakit turunan, karena penyakit turunan berada di gen-gen manusia sedangkan HIV menular saat darah atau cairan vagina ibu membuat kontak dengan cairan atau darah anaknya
4.      Melalui pemakaian jarum suntik akufuntur, jarum tindik dan peralatan lainnya yang sudah dipakai oleh pengidap HIV.
Gejala HIV/AIDS
            Gejala-gejala AIDS baru bisa dilihat pada seseorang yang tertular HIV sesudah masa inkubasi, yang biasanya berlangsung antara 5-7 tahun setelah terinfeksi. Selama masa inkubasi jumlah HIV dalam darah terus bertambah sedangkan jumlah sel T semakin berkurang, kekebalan tubuhpun semakin rusak jika jumlah sel T makin sedikit.
Masa inkubasi terdiri dari beberapa tahap, tenggang waktu pertama setelah HIV masuk kedalam aliran darah, disebut masa jendela / Window Period. Tenggang waktu berkisar antara 1-6 bulan, pada rentang waktu ini tes HIV akan menunjukkan hasil yang negativ karena tes yang mendeteksi anti body HIV belum dapat ditemukan, tetapi walaupun seseorang yang terinfeksi HIV baru pada tahap jendela tetap saja dia dapat menularkan HIV kepada orang lain. Tahap kedua disebut kondisi asimptomatik, yaitu suatu keadaan yang tidak menunjukkan gejala-gejala walaupun dalam tubuh seseorang sudah ada HIV yang dapat dideteksi melalui tes. Kondisi ini bisa berlangsung antara 5-10 tahun, dan tahap inipun seseorang yang positif bisa menularkan HIVnya pada orang lain. Tahap ketiga ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe yang menetap dibanyak bagian tubuh. Dan tahap keempat ditandai dengan kondisis seseorang yang sel T– 4 (sel darah putih sebagai pertahanan tubuh saat antigen masuk) pada dirinya sudah berada dibawah 200 / mikroliter sehingga muncul berbagai macam penyakit, terutama penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi oportunistik. Sebenarnya infeksi oportunistik ini juga sudah sering muncul sebelum seseorang mencapai masa AIDS, tetapi dia belum akan dikatakan dalam kondisi AIDS apabila sel T – 4 didalam darahnya masih diatas 200 / mikroliter.
Seorang dianggap menderita AIDS bila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya di dapatkan 2 gejala  mayor yang berkaitan dengan 1 gejala minor dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain berkaitan dengan infeksi HIV:
1.      Gejala Mayor
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari  1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan neurology, demensia / ensefalopati HIV.

2.      Gejala Minor
Bentuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis generalisata  yang gagal, herpes zoster  berulang, kandidosis kronis orofaring, herpes simpleks  kronis progresif, limfadenopati generalisata, infeksi jamur  berulang pada alat kelamin wanita.

Pencegahan HIV/AIDS

Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus / jika gagal perawatan antiritrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk untuk mengurangi HIV/AIDS, yaiutu :
1.       Menghindari hubungan seks di luar nikah, pemakaian kondom pada mereka yang mempunyai pasangan HIV positif, menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya yang terjamin sterilnya 
  1. Skrining pada semua kantong donor darah. 
  2. Wanita dengan HIV positif tidak hamil 
  3. Kondom untuk kelompok resiko tinggi 
  4. Hal-hal yang tidak menularkan HIV
Berpelukan sosial, berjabat tangan, pemakaian wc, wastafel atau kamar mandi bersama, di kolam renang, gigitan nyamuk / serangga lain, membuang ingus, batuk atau meludah, pemakaian piring, alat makan atau makan bersama.
Dengan melihat kondisi di masyarakat di era sekarang ini , jelaslah bahwa penyakit/virus HIV sangat membahayakan bahkan lambat laun bisa mematikan. Untuk itu kita semua harus selalu waspada, dengan cara menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS, terutama sex bebas dalam arti tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Sumber : Adhi Juandha. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Jakarta : FKUI
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Smt.VIII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar