Selasa, 18 Juni 2013

Pemeriksaan Fisik pada Pasien



PEMERIKSAAAN FISIK LENGKAP
TANDA VITAL
    1.  TEKANAN DARAH
    2.    NADI
    3.    PERNAPASAN
    4.    SUHU
BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN
KESAN UMUM : Tampak Sakit Ringan/Sedang/Berat
KESADARAN : Compos Mentis/Apatis/Somnolen
WAJAH/KEPALA : Bulat/Obesitas Trunkal/ Rambut pirang/lebat/rontok
MATA: Conjungtiva, Sklera, Refleks cahaya alangsung dan tidak langsung
MULUT : Bibir, sianosis, hiperemis, kripta, detritus, pseudomembran
LEHER : Inspeksi dan Palpasi KGB,Kelenjar tiroid, dan JVP
PEMERIKSAAN FISIK THORAX
       1.      INSPEKSI DADA DEPAN
a.       Melihat ada tidaknya bendungan vena, benjolan (tumor), ginecomastia, emfisema subkutis
b.      Melihat ada tidaknya retraksi  m.intercostal
c.       Melihat ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga
d.      Melihat bentuk dada dengan menilai diameter anteroposterior dibandingkan dengan diameter sagital, serta besar sudut angulus costae
e.       Melihat ada tidaknyapenyempitan dan pelebaran sela iga
f.       Melihat kesimetrisan dada kiri dan kanan (statis ata tidak statis)
g.      Melihat kesimetrisan dada kiri dan kanan saat bernapas (dinamis)
h.      Melihat frekuensi pernapasan dengan melihat pergerakan dada
i.        Melihat sifat pernapasan dengan melihat toraks dan abdomen
j.        Melihat irama pernapasan

      2.      PALPASI DADA DEPAN
a.       Merasakan perabaan diseluruh dada untuk menilai ada tidaknya emfisema subkutis dan menilai benjolan/tumor bila ada
b.      Merasakan perabaan sela iga untuk menilai ada tidaknya peneyempitan atau pelebaran sela iga
c.       Melakukan pemeriksaan ekspansi dada dengan meletakkan kedua telapak tangan pada dada kiri dan kanan dengan kedua ibu jari saling bertemu dan meminta pasien untuk inspirasi dalam
d.      Merasakan fremitus raba dengan meletakkan kedua telapak tangan pada dada kiri dan kanan, kemudian meminta pasien untuk menyebutkan angka 77 atau 99 berulang-ulang, dan merasakan dengan teliti getaran suara napas yang ditimbulkannya, kemudian melakukan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri pada setiap lokasi, melakukan pmeriksaan fremitus secara sistematis dari atas ke bawah  
       3.      PERKUSI DADA DEPAN
a.       Melakukan perkusi paru secara sistematis diperkusi dari apeks paru (daerah supra klavikula) sampai kebawah, kemudian membandingkan paru kiri dan kanan pada setiap palpasi
b.      Diperkusi pada garis midklavikula kanan untuk mencari batas paru-hati dan menilai peranjakan antara inspirasi dan ekspirasi
c.       Pada posisi 2 jari diatas batas paru-hati diperkusi ke medial untuk menentukan batas jantung kanan (mediastinum)
d.      Diperkusi pada garis aksilaris anterior kiri untuk mencari batas paru-lambung, kemudian pada posisi 2 jari diatas batas paru lambung diperkusi ke medial untuk menentukan batas jantung kiri (mediatinum) 

        4.      AUSKULTASI DADA DEPAN
a.       Melakukannya secara sistematis, dilakukan dari apeks paru (daerah supraklavikula) sampai kebawah
b.      Membandingkan paru kiri dan kanan pada setiap lokasi pemeriksaan
c.       Konsentrasi pada fase insipirasi dan ekspirasi, untuk mendengarkan bunyi jantung apakah normal atau tidak (normal:vesikuler) (tidak normal: wheezing, ronkhi basah atau ronkhi halus, dll)
         5.      INSPEKSI DADA BELAKANG
a.       Pasien duduk membelakangi pemeriksa, melihat ada tidaknya benjolan (tumor), kelainan bentuk tulang belakang atau benjolan pada tulang belakang
         6.      PALPASI DADA BELAKANG
a.       Merasakan perabaan diseluruh dada belakang untuk menilai ada tidaknya emfisema subkutis dan menilai benjolan tumor/bila ada
b.      Merasakan fremitus raba dengan meletakkan kedua telapak tangan pada dada belakang kiri dan kanan, kemudian meminta pasien untuk menyebutkan angka 77 atau 99 berulang-ulang, dan merasakan dengan teliti getaran suara napas yang ditimbulkannya, kemudian melakukan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri pada setiap lokasi, melakukan pmeriksaan fremitus secara sistematis dari atas ke bawah 
          7.      PERKUSI DADA BELAKANG
a.       Melakukan perkusi secara sistematis, di perkusi dari apeks paru (daerah atas skapula) sampai kebawah, membandingkan paru kanan dan kiri pada setiap pemeriksaan
b.      Diperkusi pada garis skapula kanan untuk mencari batas paru belakang kanan, dengan berpedoman kepada korpus vertebrae mulai dari vertebrae prominens (C7)
c.       Diperkusi pada garis skapula kiri untuk mencari batas paru belakang kiri dari vertebrae prominens (C7)
          8.      AUSKULTASI DADA BELAKANG
a.       Melakukan secara sistematis dilakukan dari apeks paru (daerah atas scapula), daerah interskapula terus ke bawah, membandingkan paru belakang kiri dan kanan pada setiap lokasi pemeriksaan, Konsentrasi pada fase insipirasi dan ekspirasi, untuk mendengarkan bunyi jantung apakah normal atau tidak (normal:vesikuler) (tidak normal: wheezing, ronkhi basah atau ronkhi halus, dll)
         9.      INSPEKSI JANTUNG
a.       Melihat letak ictus cordis : dilihat dari samping, biasanya ictus cordis sangat terlihat pada pasien kurus, ictus cordis terlihat di 2 cm medial linea mid clavicula ICS 5
        10.  PALPASI JANTUNG
a.       Merasakan ictus cordis : merasakan ictus cordis dengan menggunakan ke 4 ujung jari di tempat ictus cordis, pulsasi ictus cordis teraba di 2cm medial linea mid clavicula sinistra ICS 5
b.      Merasakan adanya thrill (murmur), heaving (rasa seperti dorongan), jika ada (terasa) maka langsung pegang denyut nadi radialis, jika murumur/heaving bersamaan dengan denyutnya maka itu murmur/heaving sistolik, jika tidak bersamaan disebut murmur/heaving diastolic, normalnya tidak teraba murmur ataupun  heaving pada pasien
         11.  PERKUSI JANTUNG
a.       Menentukan batas jantung relatif kiri
                                                              i.      Diperkusi dari linea axillaris anterior sinistra dari atas kebawah didengarkan perbedaan suara dari sonor menjadi timpani
                                                            ii.      Jika sudah ditemukan timpani naik 2 jari kearah medial kemudian menentukan perubahan suara dari sonor menjadi redup, maka itulah batas jantung relative kiri, yaitu di 2 cm medial linea mid clavicula sinistra ICS 5 (normal)
b.      Menentukan batas jantung relatif kanan
                                                              i.      Diperkusi dari linea mid clavicula dextra dari atas ke bawah, didengarkan perbedaan suara dari sonor menjadi pekak
                                                            ii.      Jika sudah ditemukan pekak naik 2 jari kearah medial kemudian menetukan perubahan suara dari sonor ke redup, maka itulah batas jantung relative kanan, yaitu di right parasternal border ICS 4 (normal)
c.       Menetukan batas pinggang jantung
                                                              i.      Diperkusi dari linea mid clavicula sinistra dari atas ke bawah, didengarkan perubahan suara dari sonor menjadi redup, maka itulah batas pinggang jantung, yaitu di linea mid clavicula sinistra ICS 2 (normal)
           12.  AUSKULTASI JANTUNG
a.       Auskultasi katup aorta di Upper Right Sternal Border/ ICS II
b.      Auskultasi katup pulmonal di Upper Left Sternal Border/ICS II (proyeksi suara jantung 2/diastol
c.       Auskultasi katup trikuspid di Lower Left Sternal Border/ ICS IV-V
d.      Auskultasi katup mitral di linea mid clavicula ICS 5 (proyeksi suara jantung 1/sistol)
e.       Ketika auskultasi sambil meraba denyut nadi radialis tujuannya jika ditemukan murmur/gallop dapat menentukan murmur/gallop sistolik atau diastolik
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN,,,tunggu postingan selanjutnya yaaah :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar